Selasa, 24 April 2012

Kerja dan Kuliah

Dunia Kosultan Perencanaan sangat beragam kerjaan berupa produk tata ruang, hal terebut membutuhkan tenaga kerja mulai dari tenaga ahli, drafter hingga tenaga survey. kesempatan untuk mendapat bagian kerjaan tergantung pada keahlian masing-masing. Salah satu kesempatan adalah sebagai drafter meskipun masih berada di bangku kuliah (kuliah sambil kerja gituh), tpi dengan syarat harus ngerti materi pada saat kuliah (jurusan Planologi). Dimana salah satu sebagai drafter di bagian pemetaan yang selalu  senang tiasa mengerjakan dengan sepenuh hati sehingga kerjaan sesuai yang diinginkan, dimengerti oleh orang banyak, dan mudah-mudahan yang dikerjakan diaplikasikan ke dunia nyata (berharap gituh). 
Ada yang bilang klo dunia ku ini sangat rumit dan sangat membosankan!!! karena yang dilihat banyak bertekarnya, mengeluhnya (kapan selesai), dan sampai-sampai masih belum dapat gaji...wau!!!!.....Gila kali, itu cuman proses yang dilewati teman-teman. Benar si sering terjadi seperti itu,...Tapi ketika semua sudah dilewati pasti mengasikan dan menyenagkan karena uang pasti ada, trus banyak kenalan (kenalan orang-orang besar)  dan satu kebanggaan ketika yang dikerjakan diterima oleh pemerintah.

Beberapa tips teknis untuk menjadi dafter Pemetaan: 
1. Mengelolah data sedimikian rupa sehingga data tersebut tertata rapi.
   contoh menyimpan  file SHP pada folder.

2. Membuat Tampilan Peta
Membuat tampilan peta dengan munggunakan Arcgis merupakan proses penyempurnaan peta. Dimana langkah-langkah sebagai berikut:

  • Add data SHP - pilih data spp - klik add.
  • Pilih Categories > Unique Values.
  • Pilih Data pada kolom Value Field.
  • Klik Add Values
  • Pindahkan ke Layout View dengan klik View > Layout View. Atau klik ikon di bagian bawahhalaman data.
  • Setelah mengganti ke Layout View, maka peta akan disajikan pada halaman layout.  Halaman layout ini menyajikan satu atau lebih data frame.
  • Layout toolbar memuat tools yang dipakai untuk mengedit layout. Tools tersebut antara lain zoom in, zoom out, pan dan beberapa tools standar lain
  • Mengatur Proyeksi :
  1. Klik kanan pada layer yang aktif, lalu klik Properties > Data Frame Properties > Coordinate System
  2. Akan muncul kotak Data Frame Properties > Coordinate System.
  3. Pada Kotak Select a coordinate system, pilih Predefined > Projected Coordinate System > UTM > Contoh: WG1984 UTM Zone 51S.  
  • Mengatur Halaman Layout     
  1. Untuk mengatur lebar halaman. Klik kanan halaman pada halaman layout lalu pilih Page and Print Setup. Akan muncul kotak Page and Print Setup.  
  2. Langkah yang lain adalah dengan meng-klik menu view > Page and Print Setup. Kemudian akan muncul kotak dialog Page and Print Setup.  
  3. Kotak dialog Page and Print Setup digunakan untuk mengubah orientasi portrait menjadi landscape atau sebaliknya. Ukuran halaman dapat diubah dengan mengeditnya di kotak properties.
  4. Elemen-elemen penting lain yang wajib dicantumkan pada sebuah peta, antara lain adalah skala, legenda, panah penunjuk arah, judul dan koordinat peta.
  •  Langkah-langkah untuk Menambahkan Koordinat Peta
    1. Klik kanan pada data frame, pilih Properties.
    2. Atau ke menu View > Data Frame Properties.
    3. Kotak dialog Data Frame Properties > Grids > New Grid.
    4. Selanjutnya akan muncul kotak dialog Grids and Graticules Wizard. Kotak dialog Grid and Graticules Wizard akan membimbing pengguna melewati 4 tahap untuk melengkapi peta dengan garis koordinat dan koordinatnya. Pada tahap pertama pengguna akan memilih jenis koordinat dan garis koordinat yang diinginkan. Klik Next.
    5. Tahap kedua akan membimbing pengguna untuk membuat garis koordinat dan menentukan interval garis koordinat pada peta. Atur interval koordinat pada 2 menit, bila Anda merasa interval terlalu rapat ubah dengan interval yang lebih besar. Klik Next.
    6. Tahap ketiga adalah untuk mengedit label koordinat dan garis koordinat. Atur ukuran huruf menjadi 8, dengan mengubah di kotak text style. Atau sesuaikan ukuran huruf sesuai yang Anda inginkan. Klik Next.
    7. Tahap keempat untuk membuat batas kotak koordinat pada peta. Setelah selesai, klik Finish
     
  • Langkah-langkah untuk Menambahkan Skala  
  1. Klik Insert > Klik Scale Bar untuk menambahkan skala.
  2. Kotak dialog Scale Bar Selector akan muncul. Skala dapat diedit dengan mengklik Properties.
  3. Pilih bentuk skala yang diinginkan, dan klik OK.
  4. Klik skala dan tarik ke halaman yang kosong pada halaman layout.
  5. Pengguna juga dapat menambahkan skala teks. Klik Insert > Scale Text.
  6. Lalu akan muncul kotak Scale Text Selector.
  7. Teks skala dapat diubah dengan memilih Properties. Setelah pengguna memilih jenis skala yang diinginkan, klik Ok.
  • Membuat Extent Rectangle. 
Extent rectangle berguna apabila pengguna ingin menampilkan lebih dari satu data frame, misalnya untuk insert peta. Langkah – langkahnya sebagai berikut :

  1. Tambahkan data frame terlebih dahulu, dengan mengklik Insert > Data Frame.
  2. Klik kanan pada layer peta yang lebih besar, lalu klik Properties.
  3. Akan muncul kotak dialog Data Frame Properties. Klik Extent Rectangles, lalu pilih data yang akan dijadikan inset peta di kotak Other Data Frames. Klik   untuk memasukkan data satu per satu atau  jika seluruh data ingin dijadikan inset, klik OK.
  4. Setelah itu, pada halaman layout akan tampil peta dan peta inset.
  • Langkah-langkah untuk Menambahkan Legenda 

  1.  Klik menu Insert > Legend
  2. Kotak dialog Legend Wizard akan muncul. Kotak ini akan membimbing pengguna melalui 5 tahap dalam membuat legenda sesuai dengan yang diinginkan:
  1. Tahap   pertama   akan   membimbing   pengguna   untuk   memilih   data-data   yang   ingin ditampilkan pada kotak legenda. Pilih data yang diinginkan untuk ditampilkan di kotak legenda. Klik Next.
  2. Tahap kedua membimbing pengguna untuk membuat judul legenda sesuai dengan yang diinginkan
  3. Tahap ketiga adalah untuk membuat kotak legenda sesuai yang diinginkan pengguna. Klik menu drop down border untuk menambah bingkai kotak legenda. Pilih border garis hitam dengan ketebalan 3. klik menu drop down backdround untuk memilik warna latar. Pilih warna latar olive.
  4. Tahap keempat untuk mengedit ukuran dan bentuk lambang yang mewakili setiap data sesuai yang diinginkan pengguna. Misalnya, lambang untuk data persil dapat diubah ukurannya dan bentuknya menjadi oval, lingkaran atau kotak.
  5. Tahap terakhir membimbing pengguna untuk menentukan jarak antara bagian-bagian yang disajikan pada legenda peta. Klik Finish setelah menyelesaikan Legend Wizard.
 Gambar 
Cara Menampilkan Peta


Senin, 23 April 2012

Kondisi Fisik Pulau Ternate

           Pulau Ternate yang didominasi lahan bergunung, pengembangan lahan untuk Pulau Ternate terbatas di wilayah pesisir meskipun tidak menutup kemungkinan untuk pengembangan reklamasi kawasan pantai. Dari jumlah lahan pesisir yang ada, masih banyak lahan yang belum dimanfaatkan sebagai lahan budidaya, dan dari lima pulau yang ada di kota Ternate, Pulau Ternate merupakan pulau yang paling pesat pertumbuhannya. 
          Secara fisik, Pulau Ternate memiliki karakter Pulau yang paling pesat pertumbuhannya di wilayah Propinsi Maluku Utara. Secara geografis terletak di sekitar 0075’LU-0090’LU dan 127007’BT-127013’BT :
  • Sebelah Selatan           : Laut Maluku
  • Sebelah Utara              : Laut Maluku
  • Sebelah Barat              : Laut Maluku
  • Sebelah Timur             : Selat Halmahera 
Peta Administrasi Pulau Ternate
 
Ternate memiliki wilayah perairan yang cukup penting sejak jaman penjajahan. Pada masa itu, Kesultanan Ternate telah memiliki kekuatan politik dan ekonomi yang disegani, dan hingga kini dikenal sebagai "Spice Islands" of Maluku. Aspek fisik perairan ini membawa potensi tersendiri khususnya potensi sumber daya kelautan berupa hasil laut, maupun manfaat untuk transportasi laut yang menguntungkan secara ekonomi, apalagi laut di wilayah Pulau  Ternate adalah tipe laut dalam.
Di sana terdapat gunung berapi aktif yang sering mengakibatkan terjadinya letusan dan aliran lahar serta debu vulkanik secara teratur, yakni Gunungapi Gamalama (1715 m). Letusan terbesar pada akhir abad ini terjadi pada bulan September 1980, yang menyebabkan lebih kurang 56.000 penduduknya mengungsi ke Kota Soasiu di Pulau Tidore. Jika dilihat dari sumber erupsinya, Gunungapi Gamalama (1715 m) ini termasuk memiliki erupsi pusat dengan struktur danau kawah. Dengan demikian tergolong tipe Surtseyan. Gunungapi tersebut terbentuk pada bagian tepi lempeng Laut Maluku, yang “menghilang” karena tertunjam oleh Lempeng Halmahera di sebelah timurnya dan Lempeng Sangihe di sebelah baratnya.


Gambar Kondisi Morfologi Pulau Ternate

 
 
  Secara geomorfologi, terdapat lahan berkelerengan besar dengan volume luasan yang cukup besar, sehingga sulit dikembangkan untuk kegiatan permukiman dan industri.  Sebagai kota pulau yang didominasi lahan bergunung dan berbukit-bukit, menyebabkan pengembangan lahan untuk Pulau Ternate terbatas di wilayah pesisir meskipun tidak menutup kemungkinan untuk pengembangan reklamasi kawasan pantai. Pulau Ternate memiliki kelerengan fisik terbesar lebih dari 40 % yang mengerucut ke arah puncak Gunung Gamalama terletak di tengah-tengah pulau. Di daerah pesisir rata-rata kemiringan sekitar 2%-8%. Jenis tanah dominan di Pulau Ternate. Kondisi tersebut merupakan ciri tanah pulau vulkanis dan pulau karang. Sementara itu jenis tanah Pulau Ternate adalah regosol yang memiliki bahan induk utama batu pasir, baik untuk kebutuhan material bangunan. Sedangkan tanah podsolik merupakan tanah batuan beku yang memiliki daya dukung terhadap beban bangunan yang sangat baik.



Here We Go

Coming Soon,... berbagai tulisan seputar Perencanaan Kota dan Wilayah....